Hari Besar Nasional Indonesia

Hari besar nasional Indonesia dari bulan Januari hingga Desember

Hari Pendidikan Nasional

Pada tanggal 2 Mei yang merupakan peringatan hari pendidikan Nasional (Hardiknas).Ki Hajar Dewantara merupakan orang yang sangat berjasa dalam dunia pendidikan Indonesia.

SUMPAH PEMUDA

Makna Sumpah Pemuda bagi Bangsa Indonesia

Candi Abang

Situs purbakala yang merupakan peninggalan sejarah bernilai historis, seni dan budaya adalah sumber daya dan modal pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat

Museum Sandi Yogyakarta

Pendirian Museum Prakarsa pembangunan Museum Sandi berawal dari gagasan Bapak Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X yang berkeinginan untuk menempatkan koleksi persandian di Museum Perjuangan Yogyakarta

Senin, 30 Mei 2016

Menyampaikan Pesan lewat Fragmen

Gereja Marganingsih Kalasan
        Sabtu lalu saya mengikuti kegiatan Ekaristi Kaum Muda (EKM) yang di adakan oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma.  Kegiatan kaum muda yang dilaksanakan di Gereja Marganingsih Kalasan tersebut mengangkat tema  “Healing A Broken World” atau memulihkan dunia yang sakit. Tentu muncul pertanyaan dalam benak kita ketika mendengar tema tersebut. Apakah mungkin dunia yang luas ini dapat dipulihkan? Bagaimana mengambarkan dunia yang sedang sakit?  Apa faktor yang menyebabkan dunia ini sakit? Dunia yang sedang sakit di sini maksudnya keaadaan alam  semesta yang mengalami banyak kerusakan akibat ulah manusia, misalnya kebakaran hutan, banjir, tumpukan sampah di mana-mana, penebangan hutan dan peristiwa lainnya yang menyebabkan alam ini menjadi rusak.Sebagai makhlup yang tinggal di bumi kita seharusnya menjaga dan melestarikan alam buka malah merusaknya.
Untuk menyampaikan maksud dari tema tersebut,  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah mencoba mengambarkan keadaan dunia yang sedang sakit akibat ulah manusia dalam bentuk fragmen agar masyarakat yang hadir khususnya para kaum muda dapat menemukan pesan yang ingin disampaikan dari tema yang diangkat. Fragmen pertama di perankan oleh tiga orang mahasiswa. Dalam fragmen pertama ini mereka memerankan karakter manusia yang hidup dalam kesombongan, keserakahan dan tidak memiliki kepedulian terhadap alam yang telah memberikan segala isinya untuk keperluan manusia agar  dapat bertahan hidup.sikap sombong yang ada dalam diri manusia digambarkan dengan pakaian mahal yang mereka kenakan, berjalan dengan tatapan sinis sambil membusungkan dada,cuek dengan lingkungan sekitar, dan tidak ingin berinteraksi dengan orang lain karena mereka merasa memiliki segalanya.  
Sikap sombong dan serakah yang dimiliki manusia dapat membuat alam semesta menjadi hancur. Alam yang tadinya hijau, sejuk, nyaman, indah, untuk dihuni oleh manusia dan makhluk ciptaan lainnya, kini hanya menyisakan kenangan semata karena alam yang tadinya hijau, hutan yang tadinya lebat, banyak perpohonan kini sudah sudah hangus terbakar akibat ulah manusia yang tidak pernah puas. Kesombongan dan keserakahan manusia menjadi penyebab rusaknya alam semesta yang indah ini.
            Fragmen kedua  mengambarkan keadaan alam yang seolah-olah marah, sakit hati , tidak terima dan ingin membalas semua perbuatan manusia yang telah merusak alam semesta. Dalam fragmen kedua ini mengambarkan  kehidupan manusia yang  sedang sengsara, menderita, kelaparan, dan kesakitan, akibat ulahnya sendiri yang telah merusak alam. Keadaan manusia yang sedang sengsara tergamabar jelas dari  pakaiyannya yang kumal, terkoyak-koyak,tatapan yang kosong, jerit kesakitan, air mata yang terus mengalir, ratapan kesengsaraan dan menderita kelaparan. Alam yang tadinya memberikan semua yang diperlukan manusia kini seakan-akan tidak lagi menjadi sahabat manusia. Manusia menerima balasan atas perbuatannya sendiri karena sikap serakah yang menyebabkan alam semesta menjadi rusak.Meskipun demikian manusia tetap masih mempunyai harapan agar alam yang tadinya rusak dapat dipulihkan kembali.
              Dari fragmen ini, mengajak kita untuk menghargai, mencintai, mensyukuri, dan memelihara alam semesta yang telah diciptakan untuk kita umat manusia agar dapat bertahan hidup.  Alam yang  sejuk, nyaman, hijau dengan segala isinya  harus terus kita jaga dan pelihara dengan baik jangan sampai kesombongan dan keserakahan kita merusak alam semesta. Bila sebagian alam telah rusak kita mempunyai tanggungjawab bersama untuk memulihkan misalnya melakukan aksi penanaman pohon untuk menghijaukan kembali alam ini. Mungkin bukan kita yang menikmati dari apa yang dilakukan sekarang tetapi kalau tidak pernah memulai alam yang rusak  tidak akan terpulihkan.

Oleh Fransiska Susi Susanti
Mahasiswi Pendidikan sejarah Sanata Dharma
Share:

Selasa, 03 Mei 2016

Hari-Hari Besar Nasional di Indonesia

Hari-hari Besar Nasional Indonesia – Selain hari-hari besar Nasional/Internasional dan hari-hari besar keagamaan yang ditetapkan sebagai hari libur Nasional, sebenarnya masih terdapat banyak sekali hari-hari penting yang ditetapkan sebagai hari-hari besar nasional namun tidak ditetapkan sebagai hari libur Nasional. Hari-hari penting tersebut pada umumnya ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden, seperti contohnya Hari Guru Nasional yang ditetapkan oleh Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 dan Hari Pers Nasional yang ditetapkan oleh Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1985. Meskipun tidak merupakan hari libur nasional, Hari-hari besar tersebut penting untuk dikenang dan diperingati sebagai hari yang bersejarah dan juga untuk mengetahui makna-makna dibalik peringatan hari-hari besar nasional tersebut.

Daftar Hari-hari Besar Nasional Indonesia

Berikut ini adalah daftar Hari-hari Besar Nasional di Indonesia serta beberapa hari-hari penting Internasional yang juga diperingati sebagai hari besar di Indonesia.

Bulan Januari

  • 01 Januari : Hari Tahun Baru Masehi (Internasional)
  • 03 Januari : Hari Departemen Agama
  • 05 Januari : Hari Korps Wanita Angkatan Laut (KOWAL)
  • 10 Januari : Hari Gerakan Satu Juta Pohon (Internasional)
  • 10 Januari : Hari Tritura
  • 15 Januari : Hari Darma Samudra
  • 25 Januari : Hari Gizi Dan Makanan
  • 25 Januari : Hari Kusta (Internasional)

Bulan Februari

  • 02 Februari : Hari Lahan Basah Sedunia (Internasional)
  • 04 Februari : Hari Kanker Dunia (Internasional)
  • 05 Februari : Hari Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi (Zeven Provinciën)
  • 09 Februari : Hari Pers Nasional (HPN)
  • 09 Februari : Hari Kavaleri
  • 14 Februari : Hari Peringatan Pemberontakan Pembela Tanah Air (PETA)
  • 22 Februari : Hari Istiqlal
  • 28 Februari : Hari Gizi Nasional Indonesia

Bulan Maret

  • 01 Maret : Hari Peringatan Peristiwa Serangan Umum di Yogyakarta
  • 01 Maret : Hari Kehakiman Nasional
  • 06 Maret : Hari KOSTRAD (Komando Strategis Angkatan Darat)
  • 08 Maret : Hari Perempuan (Internasional)
  • 09 Maret : Hari Musik Nasional
  • 10 Maret : Hari Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI)
  • 11 Maret : Hari Surat Perintah 11 Maret (Supersemar)
  • 15 Maret : Hari Hak Konsumen Sedunia (Internasional)
  • 17 Maret : Hari Perawat Nasional
  • 18 Maret : Hari Arsitektur Indonesia
  • 20 Maret : Hari Dongeng Sedunia (Internasional)
  • 21 Maret : Hari Puisi Sedunia (Internasional)
  • 21 Maret : Hari Down Syndrome (Internasional)
  • 21 Maret : Hari Hutan Sedunia (Internasional)
  • 22 Maret : Hari Air Sedunia (Internasional)
  • 23 Maret : Hari Meteorologi Sedunia (Internasional)
  • 24 Maret : Hari Peringatan Bandung Lautan Api
  • 24 Maret : Hari Tuberkulosis Sedunia (Internasional)
  • 30 Maret : Hari Film Indonesia

Bulan April

  • 01 April : Hari Bank Dunia (Internasional)
  • 02 April : Hari Peduli Autisme Sedunia (Internasional)
  • 02 April : Hari Buku Anak Sedunia (Internasional)
  • 06 April : Hari Nelayan Indonesia
  • 07 April : Hari Kesehatan (Internasional)
  • 09 April : Hari TNI Angkatan Udara (TNI AU)
  • 16 April : Hari KOPASSUS (Komando Pasukan Khusus)
  • 17 April : Hari Hemophilia Sedunia (Internasional)
  • 18 April : Hari Peringatan Konferensi Asia-Afrika (KAA)
  • 19 April : Hari Pertahanan Sipil (HANSIP)
  • 20 April : Hari Konsumen Nasional
  • 21 April : Hari Kartini
  • 22 April : Hari Bumi (Internasional)
  • 23 April : Hari Buku Sedunia (Internasional)
  • 24 April : Hari Angkutan Nasional
  • 24 April : Hari Solidaritas Asia-Afrika
  • 25 April : Hari Malaria Sedunia (Internasional)
  • 26 April : Hari Kekayaan Intelektual Sedunia (Internasional)
  • 27 April : Hari Pemasyarakatan Indonesia
  • 28 April : Hari Puisi Nasional
  • 28 April : Hari Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Internasional)
  • 29 April : Hari Tari (Internasional)

Bulan Mei

  • 01 Mei : Hari Buruh Sedunia (Internasional)
  • 01 Mei : Hari Peringatan Pembebasan Irian Barat
  • 02 Mei : Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)
  • 05 Mei : Hari Lembaga Sosial Desa (LSD)
  • 05 Mei : Hari Bidan (Internasional)
  • 17 Mei : Hari Buku Nasional
  • 20 Mei : Hari Kebangkitan Nasional
  • 21 Mei : Hari Peringatan Reformasi
  • 29 Mei : Hari Keluarga
  • 31 Mei : Hari Tanpa Tembakau Sedunia (Internasional)

Bulan Juni

  • 01 Juni : Hari Lahir Pancasila
  • 01 Juni : Hari Anak-anak Sedunia (Internasional)
  • 03 Juni : Hari Pasar Modal Indonesia
  • 05 Juni : Hari Lingkungan Hidup Sedunia (Internasional)
  • 08 Juni : Hari Laut Sedunia
  • 21 Juni : Hari Krida Pertanian
  • 24 Juni : Hari Bidan Nasional
  • 26 Juni : Hari Anti Narkoba Sedunia (Internasional)
  • 29 Juni : Hari Keluarga Berencana (KB)

Bulan Juli

  • 01 Juli : Hari Bhayangkara
  • 05 Juli : Hari Bank Indonesia
  • 09 Juli : Hari Satelit Palapa
  • 12 Juli : Hari Koperasi Indonesia
  • 17 Juli : Hari Keadilan (Internasional)
  • 22 Juli : Hari Kejaksaan
  • 23 Juli : Hari Anak Nasional
  • 29 Juli : Hari Bhakti TNI Angkatan Udara

Bulan Agustus

  • 01 Agustus : Hari ASI Sedunia (Internasional)
  • 05 Agustus : Hari Dharma Wanita Nasional
  • 08 Agustus : Hari Ulang Tahun ASEAN
  • 09 Agustus : Hari Masyarakat Adat (Internasional)
  • 10 Agustus : Hari Veteran Nasional
  • 10 Agustus : Hari Kebangkitan Teknologi Nasional
  • 12 Agustus : Hari Remaja (Internasional)
  • 14 Agustus : Hari Pramuka (Praja Muda Karana)
  • 17 Agustus : Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
  • 18 Agustus : Hari Konstitusi Republik Indonesia
  • 19 Agustus : Hari Departemen Luar Negeri Indonesia
  • 21 Agustus : Hari Maritim Nasional

Bulan September

  • 01 September : Hari Jantung Dunia (Internasional)
  • 01 September : Hari Polisi Wanita (POLWAN)
  • 03 September : Hari Palang Merah Indonesia (PMI)
  • 04 September : Hari Pelanggan Nasional
  • 08 September : Hari Aksara (Internasional)
  • 08 September : Hari Pamong Praja
  • 09 September : Hari Olah Raga Nasional
  • 11 September : Hari Radio Republik Indonesia (RRI)
  • 14 September : Hari Kunjung Perpustakaan
  • 15 September : Hari Demokrasi (Internasional)
  • 16 September : Hari Ozon (Internasional)
  • 17 September : Hari Perhubungan Nasional
  • 17 September : Hari Palang Merah Nasional
  • 21 September : Hari Perdamaian Dunia (Internasional)
  • 24 September : Hari Tani Nasional
  • 26 September : Hari Statistik
  • 27 September : Hari Pos Telekomunikasi Telegraf (PTT)
  • 28 September : Hari Kereta Api
  • 28 September : Hari Jantung Sedunia (Internasional)
  • 29 September : Hari Sarjana Nasional
  • 30 September : Hari Peringatan Pemberontakan G30S/PKI

Bulan Oktober

  • 01 Oktober : Hari Kesaktian Pancasila
  • 01 Oktober : Hari Vegetarian Sedunia  (Internasional)
  • 01 Oktober : Hari Lanjut Usia (Internasional)
  • 02 Oktober : Hari Batik Nasional dan Hari Batik Dunia
  • 05 Oktober : Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI)
  • 05 Oktober : Hari Guru Sedunia (Internasional)
  • 10 Oktober : Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (Internasional)
  • 14 Oktober : Hari Penglihatan Dunia (Internasional)
  • 15 Oktober : Hari Hak Asasi Binatang (Internasional)
  • 16 Oktober : Hari Pangan Sedunia (Internasional)
  • 16 Oktober : Hari Parlemen Indonesia
  • 20 Oktober : Hari Osteoporosis Sedunia (Internasional)
  • 24 Oktober : Hari Dokter Indonesia
  • 24 Oktober : Hari Perserikatan Bangsa-bangsa (Internasional)
  • 27 Oktober : Hari Penerbangan Nasional
  • 27 Oktober : Hari Listrik Nasional
  • 28 Oktober : Hari Sumpah Pemuda
  • 30 Oktober : Hari Keuangan

Bulan November

  • 05 November : Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional
  • 10 November : Hari Ganefo
  • 10 November : Hari Pahlawan
  • 11 November : Hari Bangunan Indonesia
  • 12 November : Hari Kesehatan Nasional
  • 12 November : Hari Ayah Nasional
  • 14 November : Hari Brigade Mobil (BRIMOB)
  • 14 November : Hari Diabetes Sedunia (Internasional)
  • 20 November : Hari Anak (Internasional)
  • 21 November : Hari Pohon (Internasional)
  • 21 November : Hari Televisi Sedunia (Internasional)
  • 22 November : Hari Perhubungan Darat Nasional
  • 25 November : Hari Guru (PGRI)
  • 28 November : Hari Menanam Pohon Indonesia
  • 29 November : Hari KORPRI (Korps Pegawai RI)

Bulan Desember

  • 01 Desember : Hari Artileri
  • 01 Desember : Hari AIDS Sedunia (Internasional)
  • 03 Desember : Hari Penyandang Cacat (Internasional)
  • 07 Desember :  Hari Penerbangan Sipil (Internasional)
  • 09 Desember : Hari Armada Republik Indonesia
  • 09 Desember : Hari Anti Korupsi Sedunia
  • 10 Desember : Hari Hak Asasi Manusia
  • 12 Desember : Hari Transmigrasi
  • 13 Desember : Hari Nusantara
  • 15 Desember : Hari Juang Kartika TNI-AD (Hari Infanteri)
  • 19 Desember : Hari Bela Negara
  • 20 Desember : Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional
  • 22 Desember : Hari Ibu Nasional
  • 22 Desember : Hari Sosial
  • 25 Desember : Hari Natal

Hari-hari Besar Keagamaan

Selain Hari-hari besar diatas, terdapat hari-hari Besar Keagamaan yang tidak tercantum pada daftar diatas karena setiap tahun diperingati dengan tanggal yang berubah-ubah.
  • Maulid Nabi Muhammad SAW (Islam)
  • Tahun Baru Imlek (kalender Tionghoa)
  • Nyepi (Hindu)
  • Jumat Agung (Kristen)
  • Paskah (Kristen) — selalu bertepatan dengan hari Minggu
  • Kenaikan Yesus Kristus (Kristen)
  • Waisak (Buddha)
  • Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW (Islam)
  • Idul Fitri (Islam)
  • Idul Adha (Islam)
  • Tahun Baru Hijriyah (Islam)

    Sumber : Baca disini
Share:

Senin, 02 Mei 2016

Sejarah Hari Pendidikan Nasional yang Diperingati Setiap 2 Mei

Jika kita memasuki bulan Mei, kita pasti akan langsung teringat pada tanggal 2 Mei yang merupakan peringatan hari pendidikan Nasional (Hardiknas). Selain itu, kita pasti juga akan langsung teringat dengan sosok pahlawan pendidikan , Ki Hajar Dewantara. Pasalnya, peringatan hari pendidikan nasional ini bertepatan dengan hari lahir Ki Hajar Dewantara yakni tangaal 2 Mei. Mari kita simak sejarah singkat hari pendidikan nasional yang kami himpun dari berbagai sumber.

Ki Hajar Dewantara merupakan orang yang sangat berjasa dalam dunia pendidikan Indonesia. Beliau lahir pada 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat yang berasal dari keluarga di lingkungan kraton Yogyakarta. Semasa kecil, beliau pernah menamatkan sekolah di Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) namun karena sakit, akhirnya beliau tidak menamatkannya.
Selanjutnya, Ki Hajar Dewantara menjadi wartawan di beberapa surat kabar seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia,  Kaoem Moeda,  Tjahaja Timoer dan  Poesara. Lewat tulisannya, beliau melakukan kritik mengenai pendidikan di Indonesia yang hanya boleh dinikmati oleh keturunan Belanda dan orang kaya saja. Hingga akhirnya beliau diasingkan ke Belanda.
Sekembali dari Belanda, Ki Hajar Dewantara mendirikan lembaga pendidikan Taman Siswa. Filosofinya yang sangat terkenal dan menempel erat pada dunia pendidikan yakni “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani” yang artinya “Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan”.
Setelah Indonesia merdeka, Ki hajar Dewantara diangkat menjadi menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Pengajaran Indonesia dalam  kabinet pertama Republik Indonesia. Ia juga mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1957. Namun Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa ini, tepatnya pada tanggal 28 April 1959 Beliau wafat di Yogyakarta.
Atas perjuangan Ki hajar Dewantara ini, beliau mendapat julukan bapak pendidikan Indonesia. Selanjutnya, setiap tanggal 2 Mei yang merupakan hari lahir Ki Hajar Dewantara diperingati sebagai hari pendidikan nasional. Hal ini tertulis dalam Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959 tertanggal 28 November 1959. Itulah sejarah singkat hari pendidikan nasional di Indonesia.

Sumber : Baca Berkaitan

Share:

Rabu, 20 Januari 2016

Eksplorasi Candi Kecil di Yogyakarta


            Tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang kaya akan situs-situs bersejarah membuat saya penasaran untuk mengunjunginya. Keadaan ini didukung, karena saat ini saya kuliah di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Sejarah sehingga membuat saya berambisi untuk mengeksplorasi candi-candi kecil yang jarang diketahui oleh masyarakat luas dan mencoba menerapkan ilmu-ilmu yang sudah didapatkan di dalam perkuliahan.
Candi Gebang, Sleman Yogyakarta
            Seperti biasanya kebanyakan masyarakat baik dari dalam maupun luar Daerah Yogyakarta jika mengunjungi candi hanya seputar Candi Prambanan, Candi Sewu dan Candi Borobudur. Sebetulnya, di daerah ini masih banyak menyimpan situs percandian yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi seperti Candi Gebang, Candi Abang, Candi Ijo dan Candi Barong yang sudah saya kunjungi. Walaupun candi tersebut kecil, saya senang untuk mengetahui lebih banyak tentang candi itu ditambah biaya retribusi atau tiket masuknya yang murah hanya Rp. 2000 bagi orang dewasa dan Rp. 1000 untuk anak-anak, bahkan ada beberapa situs sejarah seperti Candi Abang, Candi Ijo dan Candi Barong yang tiket masuknya gratis. Kondisi seperti ini sangat tidak memberatkan untuk pengujung yang ingin datang ke situs tersebut.
            Mungkin bagi mahasiswa seperti saya yang suka mengeksplorasi situs-situs bersejarah khususnya candi, dapat membantu saya untuk mengembangkan teori-teori yang sudah saya pelajari selama ini. Selain itu, saya juga bisa mengerti sejarah kapan berdirinya candi-candi tersebut dan siapa yang mendirikan, serta tidak hanya mengetahui candi-candi besar yang sudah cukup terkenal di kalangan masyarakat luas tetapi mencoba juga mengeksplorasi candi-candi kecil yang memiliki nilai-nilai sejarah yang tinggi.
            Kesempatan seperti inilah yang saya tunggu-tunggu, karena untuk melakukan sebuah penjelajahan atau eksplorasi sebuah tempat tertentu sangatlah susah bagi mahasiswa untuk mencari waktu yang pas. Hal ini dikarenakan waktu kuliah yang sangat padat dan tidak bisa santai-santai ataupun melakukan sebuah mengeksplorasi. Saat liburan semester seperti inilah, saya sangat memanfaatkan untuk berkunjung ke situs candi-candi yang kecil di daerah domisili saya berada. Jadi, tidak hanya liburan semata, tetapi sekaligus dapat belajar secara langsung di lapangan dan tentunya dapat menambah pengalaman baru bagi saya.
            Lewat mengeksplorasi candi, kita sebagai Warga Negara Indonesia dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dengan menghargai kekayaan sejarah yang ada di negara kita. Selain itu, kita juga dapat mempromosikan atau mengenalkan tempat-tempat bersejarah kepada khalayak ramai agar seluruh warga Indonesia mengetahui tempat-tempat menarik yang ada disekitar mereka tanpa merogoh kocek yang dalam.

            Bagi seorang mahasiswa Pendidikan Sejarah seperti saya, dapat mengeksplorasi sebuah situs percandian yang jarang dikunjungi oleh masyarakat luas merupakan sebuah kebanggaan. Hal itu dikarenakan tidak semua orang mengetahui situs bersejarah yang pernah saya kunjungi. Untuk itu saya ingin mencoba memberitahu dan mengajak masyarakat untuk berkunjung ke situs bersejarah ini.
Share:

Senin, 30 November 2015

Sejarah Candi Abang

Situs purbakala yang merupakan peninggalan sejarah bernilai historis, seni dan budaya adalah sumber daya dan modal pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagaimana terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Namun kondisi situs purbakala tersebut mulai rapuh dan terbatas, tidak banyak masyarakat yang mengetahui sejarah dan kondisinya sehingga diperlukan suatu cara untuk menjaga sejarah serta budaya dalam segala keberagamannya. Oleh karena itu, diperlukan sistem informasi untuk membantu dalam hal menjaga sumber daya budaya yang ada. (Penjelasan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya).

Keberadaan Situs Purbakala Candi Abang;
Koordinat:
7°48′37″LS 110°28′12″BT / 7,810154°LS 110,470104°BT
Lokasi Candi Abang berada di Dusun Sentonorejo, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Sleman Yogyakarta. Untuk mencapai candi tersebut, bisa mencari Jalan Jogja-Solo, tepatnya di Prambanan. Begitu Sampai di Terminal Prambanan, cari Jalan Raya Jogja-Piyungan Km 8. Di situ, ada papan penunjuk kearah kanan (barat) bertuliskan Candi Abang dan Gua Sentana. Candi Abang berada di puncak bukit di pinggir jalan desa, 1,5 kilometer sebelah Barat Jalan Raya Jogja-Piyungan. Akses ke lokasi bagus dan bisa ditempuh kendaraan roda empat. Hanya saja, begitu menuju puncak bukit, agak rusak dan hanya bisa ditempuh jalan kaki atau sepeda motor. Wisatawan bisa menggunakan kendaraan umum. Yaitu, cari bus yang melewati Jalan Raya Jogja-Piyungan


9 tonjolan2_batu_bata_di_atas_bukit_candi_abang.JPGKeutuhan candi sudah tidak lagi sempurna. Namun, bukan berarti kecantikan dan keunikan sudah purna. Candi Abang masih kokoh berdiri di puncak bukit dengan bahan bangunan batu bata. Ukuran alas Candi Abang adalah 36 x 34 meter, dan tingginya belum bisa diperkirakan. Candi ini berbentuk seperti piramida, dengan sumur di tengahnya. Di candi ini, terdapat tangga,masuk dan dibuat dari batu putih alias gamping. Selain itu, ada sebagian batu-batu andesit yang belum diketahui fungsinya.

13 candi_abang_dr_sisi_tenggara.JPGCandi ini dibangun pada sekitar abad ke-9 dan ke-10 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Meskipun demikian, candi ini diperkirakan mempunyai umur yang lebih muda dari candi-candi Hindu lainnya. Candi yang berbentuk seperti piramid ini dinamakan Candi Abang karena terbuat dari batubata yang berwarna merah (abang dalam bahasa Jawa). Bentuk candi ini berupa bukit, sekarang banyak ditumbuhi rerumputan sehingga dari jauh nampak mirip seperti gundukan tanah atau bukit kecil. Pada waktu pertama kali ditemukan, dalam candi ini terdapat arca dan alas yoni lambang dewa Siwa berbentuk segidelapan (tidak berbentuk segi empat, seperti biasanya) dengan sisi berukuran 15 cm. Beberapa orang menganggap Candi Abang merupakan tempat penyimpanan harta karun pada zaman dahulu kala, oleh karena itu sering dirusak dan digali oleh orang tidak bertanggung jawab yang mencari harta peninggalan sejarah dan barang berharga. Hal demikian terjadi misalnya pada bulan November 2002. Candi Abang sebenarnya hanyalah gundukan tanah di atas bukit. Bukit ini jika di musim hujan akan berwarna hijau, sedangkan di musim kemarau tentu saja gersang. Candi Abang baru akan terlihat berwarna abang (merah) jika kondisinya benar-benar kemarau dan kering. Seperti pada umumnya, kebanyakan candi di bangun di atas bukit, karena pada masa lalu tempat yang lebih tinggi dianggap sebagai tempat yang suci (tempat tinggalnya dewa-dewi). 

28 viuw_gunung_selatan_candi_abang.JPGKeunikan dari Candi Abang adalah candi ini dibangun dengan batu bata merah. Kenapa unik? Apakah tidak ada candi lain yang dibangun dengan batu bata merah
Nah, ini yang sangat menarik buat saya. Pada umumnya candi di Jawa Tengah adalah bangunan candi yang dibangun dengan batu andesit. Apa sih batu andesit? Batu andesit adalah batuan beku vulkanik. Bisa bayangin khan batu-batu gede yang dimuntahkan Gunung Merapi. Nah, batu kayak gitu namanya batu andesit. Tapi untuk menciptakan candi yang tahan lama, butuh batuan andesit yang sempurna. Yang kayak apa? Batu andesit sebagai bahan candi haruslah batu andesit yang terpendam di dalam tanah dan memang harus ditambang. Batu-batu andesit inillah yang dapat ditatah membentuk kotak-kotak saling kunci yang membentuk susunan candi.
22 sisi_barat_daya_candi_abang.JPG
Candi Abang

Batu andesit bukanlah satu-satunya batu yang digunakan sebagai penyusun candi. Ada juga batu bata merah. Di sinilah letak ciri khas dan perbedaannya. Candi di Jawa Tengah pada umumnya terbuat dari batu andesit. Sedangkan candi di Jawa Timur terbuat dari batu bata merah. Kalau dilihat dari kualitas tahan lama, tentu batu andesit lebih tahan lama. Contohnya Candi Sambisari di Sleman, meski sudah bertahun-tahun tertutup lahar Gunung Merapi, tetapi masih bisa ditemukan lagi dalam keadaan yang utuh (meski tidak sempurna).

Berbeda dengan candi peninggalan Majapahit di Jawa Timur yang umumnya terbuat dari batu bata merah, agak susah mengurai sejarah tentang mereka, karena candi-candi Majapahit rata-rata sudah tidak berbentuk candi lagi, hanya reruntuhan. Kondisi candi berbatu bata merah yang ada di Jawa Timur saat ini rata-rata sudah hasil rekonstruksi dari gambar candi yang ada di buku History of Java milik Raffles. Jadi sudah hasil pemugaran untuk pariwisata. Padahal candi-candi di Jawa Timur rata-rata usianya lebih muda dibandingkan candi-candi di Jawa Tengah. Sedangkan candi di Jawa Tengah dibangun pada masa kekuasaan Mataram Kuno, sebuah era yang jauh lebih tua dari Majapahit.

Itu sebabnya, Candi Abang menarik karena agak tidak lazim saja jika ada candi berbahan batu bata merah di daerah Jawa bagian tengah, khususnya di Yogyakarta. Sayangnya saya tidak bisa bercerita lebih jauh tentang relief yang ada di Candi Abang karena candinya terkubur di dalam tanah.
Candi Abang, Piramida Pelindung Warga
Di lokasi candi tersebut ditemukan yoni, sebagai penanda bahwa candi tersebut merupakan peninggalan agama Hindu. Yoni yang ada di candi tersebut berbentuk heksagon atau segi delapan dengan setiap sisinya berukuran 15 cm. Oh ya, di kawasan Candi Abang, tepatnya sisi Selatan candi ada batu yang menyerupai kodok. Oleh masyarakat setempat dinamai Batu Kodok, meski tanpa ada penjelasan lengkap terkait keberadaan batu tersebut. Di puncak candi, ada sumur yang diberi nama sumur Bandung. Saat berada di lokasi ini, begitu memandang ke bawah dari puncak bukit, bisa disaksikan hamparan sawah dan tanah lapangan yang dimanfaatkan untuk aneka kegiatan.

Mitos

Masyarakat setempat masih ada yang mempercayai, Candi Abang dijaga seorang tokoh yang dituakan dan dihormati. Ia bernama Kyai Jagal, yang memiliki badan besar dan berambut panjang.

Kyai Jagal merupakan pelindung dari segala kerusakan. Pada zaman Jepang, penduduk sering berlindung di candi tersebut, karena ada kepercayaan. Kyai Jagal akan melindungi mereka. Kepercayaan akan Kyai Jagal sangat besar. Sehingga, ada kisah tentang sebongkah emas sebesar anak kerbau yang dipercaya ada di dalam tubuh Candi Abang, tetap tinggal cerita dan tidak ada seorang pun berani membuktikannya.

Lepas dari semua cerita, setiap tempat (salah satunya candi) memiliki kisahnya sendiri diantara warga masyarakat. Semisal Candi Abang selalu dikaitkan dengan kisah harta karun yang terpedam, atau beberapa kisah tentang tempat mencari pesugihan. Ada kisah-kisah mistis yang warga lokal pernah ceritakan pada saya tentang Candi Abang, misalnya kenapa di atas gundukan Candi Abang tidak ada tanaman besar yang tumbuh? Kenapa hanya rumput? Karena jika kalian mempelajari History of Java milik Raffles, beberapa candi bahkan ditemukan dalam kondisi “dicengkeram” oleh akar-akar tanaman besar. Lalu kenapa di Candi Abang malah tidak ada tanaman yang “mencengkeramnya”?


Ada juga cerita warga lokal, saat-saat tertentu apabila diatas candi ada awan maka awan itu akan berwarna merah, dan tidak semua orang akan melihat hanya orang orang yang dikehendaki saja yang bisa melihatnya.

Apapun kisah dibaliknya, satu yang tak boleh kita lupakan, bahwa tempat ini pernah menjadi salah satu pusat peradaban leluhur kita, sesuatu yang tidak boleh kita abaikan begitu saja. Sesuatu yang sayang sekali jika kalian melewatkannya.

Sumber : candi.perpusnas.go.id/temples/deskripsi-yogyakarta-candi_abang_55
Share:

Museum Sandi Yogyakarta

Sejarah Pendirian Museum Prakarsa pembangunan Museum Sandi berawal dari gagasan Bapak Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X yang berkeinginan untuk menempatkan koleksi persandian di Museum Perjuangan Yogyakarta. Keinginan tersebut disampaikan pada saat beliau menerima kunjungan Widyakarya Mahasiswa Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) bulan Maret 2006.
Oleh Kepala Lembaga Sandi Negara, Mayjen TNI Nachrowi Ramli, gagasan tersebut disambut baik dan segera ditindaklanjuti dengan membentuk sebuah tim Pengisian Koleksi Persandian di Museum Perjuangan Yogyakarta, yang kemudian berkembang dan dikenal dengan nama Tim Museum Sandi.
Tim Museum Sandi kemudian segera melaksanakan tugasnya yang dimulai dari pertengahan tahun 2006, beriringan dengan rencana pembangunan Monumen Sandi di Dukuh, Kulonprogo, Yogyakarta. Akan tetapi, kegiatan pembangunan Museum Sandi sempat mengalami kendala yang disebabkan oleh musibah gempa bumi yang melanda Propinsi DIY pada tanggal 27 Mei 2006.
Gempa bumi tersebut telah mengakibatkan kerusakan fisik yang cukup berat pada Museum Perjuangan Yogyakarta. Akhirnya, berkat komitmen dan dukungan dari berbagai pihak, Museum Perjuangan dapat direnovasi kembali. Puncaknya pada tanggal 29 Juli 2008, Museum Sandi diresmikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Gubernur DIY dan Kepala Lembaga Sandi Negara.
Dengan berakhirnya perjanjian tersebut pada tanggal 15 Juli 2013, Lembaga Sandi Negara mulai melakukan penjajagan kerjasama dengan Pemda DIY untuk memanfaatkan gedung Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah sebagai tempat pameran museum sandi. Melalui Surat Keputusan Gubernur DIY nomor 51/kep/2013 tentang persetujuan pinjam pakai barang milik daerah kepada Lembaga Sandi Negara, Gubernur DIY secara resmi menyetujui pinjam pakai tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Faridan Muridan Noto nomor 21 kota baru untuk dipergunakan sebagai tempat menyelenggarakan Museum Sandi.
Surat Keputusan Gubernur tersebut kemudian diatur lebih lanjut dalam sebuah perjanjian antara Pemda DIY dengan Lembaga Sandi Negara nomor 3/PERJ/SEKDA/IV/2013 dan PERJ.074/SU/HK.08.01/04/2013 tentang pinjam pakai barang milik daerah kepada Lembaga Sandi Negara. Dengan telah ditandatanganinya perjanjian tersebut, Lembaga Sandi Negara berkewajiban untuk memanfaatkan tanah dan bangunan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Untuk menjawab tantangan yang ada, maka pendirian Museum Sandi memiliki tiga tujuan luhur, yaitu:
1. Untuk menampilkan dan memelihara koleksi sandi yang bernilai sejarah guna menambah pengetahuan dan wawasan pengunjung tentang dunia persandian;
2. Museum sandi sebagai wahana dan media pembelajaran bagi masyarakat, khususnya generasi muda mengenai peranan persandian dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan negara kesatuan republik indonesia, dan
3. Museum sandi merupakan sarana sosialisasi persandian kepada masyarakat luas.
Secara garis besar, tugas dari Tim Museum Sandi dari tahun 2006 sampai dengan peresmian, sebagai berikut :
  • Pengumpulan data dan informasi untuk koleksi Museum Sandi, melalui wawancara dengan para pelaku sejarah persandian, studi pustaka, studi banding ke berbagai museum dan penyelenggaraan Seminar Sejarah Persandian
  • Pengumpulan dan pemilihan koleksi Museum Sandi
  • Pembuatan sarana dan prasarana pameran Museum Sandi
  • Pembuatan perjanjian kerjasama antara Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) dengan Departemen Kebudayaan dan pariwisata (Depbudpar)
  • Penyusunan dan penataan koleksi Museum Sandi di ruang pamer
Saat ini Museum Lembaga Sandi Negara berada dibawah pengawasan Bagian Humas dan Kerjasama (Bagian Humajas), Biro Perencanaan, Hukum, Kepegawaian dan Hubungan Masyarakat (Biro PHKH), Sekretariat Utama, Lembaga Sandi Negara.

Koleksi

Koleksi Museum Sandi berupa barang asli atau replika peralatan sandi, meubeler, sepeda, patung, barang keseharian pelaku sejarah persandian, slide sistem sandi, dokumen lembaran kertas dan buku kode, gambar, foto, peta napak tilas sandi, lukisan kegiatan sandi dalam perundingan, diorama kegiatan kurir sandi  dan suasana pedukuhan Dukuh.

Fasilitas

  • Pemandu
  • Anjungan Informasi Elektronik
  • Cryptogames bermedia touchscreen
  • Ruang Pameran
  • Ruang Multimedia
  • Ruang Perawatan Koleksi 

Waktu Buka

  • Senin - Kamis (08.30 -15.00 WIB)
  • Jumat (08.30 - 11.30 WIB)
  • Sabtu - MInggu (09.00 - 12.00 WIB)
  • Hari besar nasional dan libur agama tutup
sumber :  https://www.gudeg.net/direktori/5215/museum-sandi.html
Share:

Selasa, 17 Maret 2015

Zaman Neozoikum

Zaman neozoikum atau kainozoikum, yaitu zaman hidup baruyang  berlangsung kira-kira 60 juta tahun yang lalu zampai sekarang.  Zaman ini terbagi ke dalam:
a. Zaman tertair, yaitu zaman semakin berkembangnya binatang menyusui, sedangkan reptil besar mulai punah. Jeniskera dan kera-manusia sudah ada pada akhir zaman ini.
b. Zaman quartair, yaitu zaman adanya manusia di atas permukaan bumi. Zaman ini dibagi ke dalam pleistosen yang berlangsung kira-kira 600.000 tahun dan zaman holosen berlangsung kira-kira 20.000 tahun yang lalu hingga sekarang ini. 
Jenis manusia purba telah muncul pada zaman neozoikum. Manusia merupakan makhluk hidup yang muncul paling terakhir di dunia. Sebelumnya, dunia ini telah dihuni oleh makhluk-makhluk seperti hewan menyusui dan jenis kera ataukera-manusia. Selain itu, sebelumnya pun telah muncul jenis reptil purba seperti dinosaurus dan atlantasaurus. Hewan raksasa ini ada yang menjadi pemakan tumbuhan dan ada jugayang menjadi pemakan daging. Jenis hewan seperti ini pada jutaan tahun yang lalu telah punah. 
Para ahli yang ingin mengetahui kehidupan manusia padazaman prasejarah harus mencari fosil dan artefaknya diberbagai tempat di belahan bumi ini.Fosil adalah semua bekas atau sisa-sisa tulang belulang jenis manusia, binatang atau tumbuhan yang telah membatu karena tertimbun tanah ribuan tahun atau jutaan tahun. Artefak adalah segala benda atau perkakas yang dibuat dandigunakan manusia purba untuk keperluan hidupnya.
Zaman Neozoikum diperkirakan berusia 60  juta tahun yanglalu. Saat itu keadaan bumi sudah semakin memungkinkan untuk mendorong munculnya makhluk hidup lainnya seperti binatang menyusui, sejenis kera dan monyet.
Setelah musnahnya dinosaurus, sekitar ± 65 juta tahun yanglalu, dimulailah zaman Neozoikum (zaman kehidupan baru)yang dikenal juga sebagai zaman Cenozoikum. Kehidupan berevolusi kearah apa yang kita kenal sekarang. Zaman ini terbagi menjadi dua zaman (epoch = masa), yaituzaman tersier dan zaman kuarter. Zaman Tersier berlangsung sekitar 60 juta tahun yang ditandai dengan munculnyaberagam jenis binatang menyusui (mamalia). Zaman tersierterbagi menjadi zaman Pliosen, Miosen, Oligosen. Eosen, Paleosen.
Zaman Kuarter berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu, yang ditandai dengan munculnya manusia purba. Zaman kuarter sendiri juga terbagi menjadi zaman Holocen (Holosin) dan zaman pleistosen. Era Pleitosen (deluvium) atau Zaman Es berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang ditandai denganadanya manusia purba. Zaman pleistosen ditandai dengan meluasnya lapisan es dikedua kutub Bumi (zaman glacial) dan zaman ketika es kembali mencair (zaman interglacial). Zaman pleistosin berakhir sekitar10.000 tahun Sebelum Masehi kemudian diiringi Zaman Holosen atau Zaman Alluvium yang berlangsung sekitar 20.000tahun yang lalu.
Sumber: Academica.edu
Share:

Pengunjung Blog