Hari Besar Nasional Indonesia

Hari besar nasional Indonesia dari bulan Januari hingga Desember

Hari Pendidikan Nasional

Pada tanggal 2 Mei yang merupakan peringatan hari pendidikan Nasional (Hardiknas).Ki Hajar Dewantara merupakan orang yang sangat berjasa dalam dunia pendidikan Indonesia.

SUMPAH PEMUDA

Makna Sumpah Pemuda bagi Bangsa Indonesia

Candi Abang

Situs purbakala yang merupakan peninggalan sejarah bernilai historis, seni dan budaya adalah sumber daya dan modal pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat

Museum Sandi Yogyakarta

Pendirian Museum Prakarsa pembangunan Museum Sandi berawal dari gagasan Bapak Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X yang berkeinginan untuk menempatkan koleksi persandian di Museum Perjuangan Yogyakarta

Minggu, 06 November 2016

Akulturasi Kebudayaan


 Relief Candi Borobudur, Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan Hindu Budha
Agama dan budaya Islam yang masuk ke Indonesia mempengaruhi kebudayan asli Indonesia sehingga menimbulkan akulturasi kebudayan sehingga lahirlah corak baru kebudayan Indonesia. Akulturasi tersebut dapat dilihat dari berbagai bidang berikut ini.
a. Seni Bangunan
1. Masjid
Dilihat dari segi arsitektuknya, masjid-masjid kuno di Indonesia menampakan gaya arsitektur asli Indonesia dengan ciri-ciri sebagai berikut.
  • Atapnya bertingkat/tumpang dan ada puncaknya (mustaka).
  • Pondasinya kuat dan agak tinggi.
  • Ada serambi di depan atau di samping.
  • Ada kolam/parit di bagian depan atau samping.
Gaya arsitektur bangunan yang mendapat pengaruh Islam ialah sebagai berikut:
  • hiasan kaligrafi;
  • kubah;
  • bentuk masjid.
Adapun bangunan masjid kuno yang beratap tumpang, antara lain sebagai berikut
1. Masjid beratap tumpang, antara lain sebagai berikut.
  • Masjid Agung Cirebon dibangun pada abad ke-16.
  • Masjid Angke, Tambora dan Marunda di Jakarta dibangun pada abad ke-18.
  • Masjid Katangka di Sulawesi Selatan dibangun pada abad ke-17.
2. Masjid beratap tumpang tiga, antara lain sebagai berikut.
  • Masjid Agung Demak dibangun pada abad ke-16.
  • Masjid Baiturahman di Aceh, dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, yakni pada abad ke-17.
  • Masjid Jepara
  • Masjid Ternate
3. Masjid beratap tumpang lima ialah Masjid Banten yang dibangun pada abad ke-17.
b. Makam
Makam khususnya untuk para raja bentuknya seperti istana disamakan dengan orangnya yang dilengkapi dengan keluarga, pembesar, dan pengiring terdekat. Budaya asli Indonesia terlihat pada gugusan cungkup yang dikelompokkan menurut hubungan keluarga. Pengaruh budaya Islam terlihat pada huruf dan bahasa Arab, misalnya Makam Puteri Suwari di Leran (Gresik) dan Makam Sendang Dhuwur di atas bukit (Tuban).
c. Seni Rupa dan Aksara
Akulturasi bidang seni rupa terlihat pada seni kaligrafi atau seni khot, yaitu seni yang memadukan antara seni lukis dan seni ukir dengan menggunakan huruf Arab yang indah dan penulisannya bersumber pada ayat-ayat
suci Al Qur'an dan Hadit. Adapun fungsi seni kaligrafi adalah untuk motif batik, hiasan pada masjid-masjid, keramik, keris, nisan, hiasan pada mimbar dan sebagainya.
d. Seni Sastra
Seni sastra Indonesia di zaman Islam banyak terpengaruh dari sastra Persia. Di Sumatra, misalnya menghasilkan karya sastrayang berisi pedoman-pedoman hidup, seperti cerita Amir Hamzah, Bayan Budiman dan 1001 Malam. Di samping itu juga mendapat pengaruh Hindu, seperti Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Sri Rama. Cerita Panji pada zaman Kediri (Hindu) muncul lagi dalam bentuk Islam, seperti Hikayat Panji Semirang. Hasil seni sastra, antara lain sebagai berikut.
  • Suluk, yaitu kitab yang membentangkan ajaran tasawuf. Contohnya ialah Suluk Wujil, Suluk Sukarsa, dan Suluk Malang Sumirang. Karya sastra yang dekat dengan suluk ialah primbon yang isinya bercorak kegaiban dan ramalan penentuan hari baik dan buruk, pemberian makna kepada sesuatu kejadian dan sebagainya.
  • Hikayat, yakni saduran cerita wayang.
  • Babad, ialah hikayat yang berisi sejarah. Misalnya Babad Tanah Jawi isinya sejarah Pulau Jawa, Babad Giyanti tentang pembagian Mataram menjadi Surakarta dan Yogyakarta dan sebagainya.
  • Kitab-kitab lain yang berisi ajaran moral dan tuntunan hidup, seperti Tajus Salatin dan Bustan us Salatin.
e. Sistem Kalender
Pada zaman Khalifah Umar bin Khatab ditetapkan kalender Islam dengan perhitungan atas dasar peredaran bulan yang disebut tahun Hijriah. Tahun 1 Hijrah (H) bertepatan dengan tahun 622 M. Sementara itu, di Indonesiapada saat yang sama telah menggunakan perhitungan tahun Saka (S) yang didasarkan atas peredaran matahari. Tahun 1 Saka bertepatan dengan tahun 78 M. Pada tahun 1633 M, Sultan Agung raja terbesar Mataram menetapkan berlakuknya tahun Jawa (tahun Nusantara) atas dasar perhitungan bulan ( 1 tahun =354 hari). Dengan masuknya Islam maka muncul sistem kalender Islam dengan menggunakan nama-nama bulan, seperti Muharram (bulan Jawa; Sura),Shafar (bulan Jawa; Sapar), dan sebagainya sampai dengan Dzulhijah (bulan Jawa; Besar) dengan tahun Hijrah (H).

f. Seni Musik dan Tari
Akulturasi pada seni musik terlihat pada musik qasidah dan gamelan pada saat upacara Gerebeg Maulud. Di bidang seni tari terlihat pada tari Seudati yang diiringi sholawat nabi, kesenian Debus yang diawali dengan membaca Al Qur'an yang berkembang di Banten, Aceh, dan Minangkabau.

g. Sistem Pemerintahan
Pada zaman Hindu pusat kekuasaan adalah raja sehingga raja dianggap sebagai titisan dewa. Oleh karena itu, muncul kultus “dewa raja”. Apa yang dikatakan raja adalah benar. Demikian juga pada zaman Islam, pola tersebut masih berlaku hanya dengan corak baru. Raja tetap sebagai penguasa tunggal karena dianggap sebagai khalifah, segala perintahnya harus dituruti.
Share:

Kamis, 27 Oktober 2016

Makna Sumpah Pemuda

 
     Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak sejarah yang penting bagi bangsa Indonesia. Seperti kita telah ketahui, ada tiga butir penting Sumpah Pemuda, yaitu bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu. Tiga hal ini merupakan faktor penting bagi negara kita.

       Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudia mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia Asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.

       Sesuai namanya, Sumpah Pemuda dirumuskan oleh para pemuda. Mereka kemudian menjadikannya sebagai dasar untuk membangkitkan rasa nasionalisme. Para pemuda tidak lagi berjuang sendiri, melainkan bersamasama.

       Perlu kita ketahui, Sumpah Pemuda tidak lahir begitu saja. Banyak hal yang melandasi para pemuda bertekad untuk bersatu. Mereka berpikir tidak akan bisa membuat Indonesia merdeka jika berjuang di kelompok sendiri.

       Kegagalan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia membuat mereka sadar bahwa rasa nasionalisme harus dipadukan. Karena itu, diadakanlah Kongres Pemuda I dan II. Mereka menjadi satu, menjadi “Pemuda Indonesia”.
Bertolak Belakang

       Semangat persatuan para pemuda dulu harus diikuti pemuda masa kini. Yaitu, mengisi kemerdekaan dengan hal positif yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Share:

Rabu, 01 Juni 2016

Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 yang Jadi Cikal Bakal Lahirnya Pancasila

Ini Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 yang Jadi Cikal Bakal Lahirnya PancasilaJakarta-Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Pengumuman itu disampaikan dalam penutupan pidato Jokowi dalam Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Rabu (1/6/2016) sekitar pukul 11.10 WIB.

Apa isi pidato Bung Karno waktu itu yang disampaikan di sidang BPUPKI 1 Juni 1945 itu? Dan bagaimana suasana sidangnya?

Pada 29 Mei sampai 1 Juni 1945, Badan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) mengadakan sidangnya yang pertama di Jakarta. Sidang dipimpin oleh Ketua BPUPKI Dr KRT Radjiman Wedyodiningrat.

Sidang selama 3 hari itu digelar dengan agenda tunggal yakni menjawab pertanyaan Dr Radjiman, "Indonesia merdeka yang akan kita dirikan nanti, dasarnya apa?"

Secara bergantian anggota BPUPKI menyampaikan pandangannya. Pada 1 Juni 1945 Sukarno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia. Tak ada waktu bagi Bung Karno untuk menyampaikan pendapatnya secara tertulis. Namun susunan kalimat dan pilihan katanya bisa memukau peserta sidang BPUPKI yang waktu itu bernama Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai.

"Sesudah tiga hari berturut-turut anggota-anggota Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai mengeluarkan pendapat-pendapatnya, maka sekarang saya mendapat kehormatan dari Paduka Tuan Ketua yang mulia untuk mengemukakan pendapat saya. Saya akan menetapi permintaan Paduka Tuan Ketua yang mulia. Apakah permintaan Paduka Tuan Ketua yang mulia? Paduka Tuan Ketua yang mulia minta kepada sidang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai untuk mengemukakan dasar Indonesia Merdeka. Dasar inilah nanti akan saya kemukakan di dalam pidato saya ini," begitu kata Bung Karno mengawali pidatonya seperti dikutip dari http://www.academia.edu, Rabu (1/6/2016).

Dalam pidatonya Bung Karno mengatakan bahwa tentunya semua anggota BPUPKI sepakat bahwa negara yang didirikan adalah untuk semua rakyat dari ujung Aceh sampai Irian, kini Papua. "Dasar pertama, yang baik dijadikan dasar buat negara Indonesia, ialah dasar Kebangsaan. Kita mendirikan satu Negara Kebangsaan Indonesia," kata Bung Karno.

Bung Karno meminta maaf kepada umat Islam dan anggota BPUPKI Ki Bagoes Hadikoesoemo yang merupakan ulama dari Yogyakarta sekaligus Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1942-1945. "Saya minta, Saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo dan Saudara-saudara Islam lain, maafkanlah saya memakai perkataan kebangsaan‖ ini! Saya pun orang Islam," tambah Bung Karno.

Kebangsaan yang dimaksud, kata Bung Karno, bukan dalam artian sempit. "Di atas satu kebangsaan Indonesia, dalam arti yang dimaksudkan oleh Saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo itulah, kita dasarkan negara Indonesia," papar Bung Karno.

Dari dasar pertama, Bung Karno loncat ke dasar ketiga. "Kemudian, apakah dasar yang ke-3? Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara ―semua buat semua ― satu buat semua, semua buat satu. Saya yakin, bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya negara
Indonesia ialah permusyawaratan, perwakilan," kata dia.

Prinsip ke-4 yang diusulkan Bung Karno adalah kesejahteraan. Bagi Sukarno tak boleh ada kemiskinan di dalam Indonesia merdeka. "Saya di dalam 3 hari ini belum mendengarkan prinsip itu, yaitu prinsip kesejahteraan, prinsip tidak akan ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka," begitu kata si Bung.

Bung Karno telah menyampaikan 4 prinsip dasar negara yakni: 1.Kebangsaan Indonesia; 2. Internasionalisme atau perikemanusiaan; 3. Mufakat atau demokrasi; 4. Kesejahteraan sosial.

"Prinsip yang kelima hendaknya: Menyusun Indonesia Merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip Ketuhanan! Bukan saja bangsa Indonesia bertuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa al Masih, yang Islam bertuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad SAW, orang Buddha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab yang ada padanya. Tetapi marilah kita semuanya bertuhan. Hendaknya negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa," papar Bung Karno.

Gagasan Bung Karno soal 5 prinsip dasar negara itu diterima secara aklamasi oleh semua anggota BPUPKI. Selanjutnya BPUPKI membentuk Panitia Sembilan untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar. Panitia Sembilan terdiri dari Ir Soekarno, Muhammad Hatta, Mr AA Maramis, Abikusno Tjokrokusumo, Abdulkahar Muzakir, HA Salim, Achmad Soebardjo dan Muhammad Yamin.

Pancasila kemudian dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan dan dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia Merdeka pada tanggal 18 Agustus 1945.

Sumber : Dapat dibaca disini
Share:

Senin, 30 Mei 2016

Menyampaikan Pesan lewat Fragmen

Gereja Marganingsih Kalasan
        Sabtu lalu saya mengikuti kegiatan Ekaristi Kaum Muda (EKM) yang di adakan oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma.  Kegiatan kaum muda yang dilaksanakan di Gereja Marganingsih Kalasan tersebut mengangkat tema  “Healing A Broken World” atau memulihkan dunia yang sakit. Tentu muncul pertanyaan dalam benak kita ketika mendengar tema tersebut. Apakah mungkin dunia yang luas ini dapat dipulihkan? Bagaimana mengambarkan dunia yang sedang sakit?  Apa faktor yang menyebabkan dunia ini sakit? Dunia yang sedang sakit di sini maksudnya keaadaan alam  semesta yang mengalami banyak kerusakan akibat ulah manusia, misalnya kebakaran hutan, banjir, tumpukan sampah di mana-mana, penebangan hutan dan peristiwa lainnya yang menyebabkan alam ini menjadi rusak.Sebagai makhlup yang tinggal di bumi kita seharusnya menjaga dan melestarikan alam buka malah merusaknya.
Untuk menyampaikan maksud dari tema tersebut,  Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah mencoba mengambarkan keadaan dunia yang sedang sakit akibat ulah manusia dalam bentuk fragmen agar masyarakat yang hadir khususnya para kaum muda dapat menemukan pesan yang ingin disampaikan dari tema yang diangkat. Fragmen pertama di perankan oleh tiga orang mahasiswa. Dalam fragmen pertama ini mereka memerankan karakter manusia yang hidup dalam kesombongan, keserakahan dan tidak memiliki kepedulian terhadap alam yang telah memberikan segala isinya untuk keperluan manusia agar  dapat bertahan hidup.sikap sombong yang ada dalam diri manusia digambarkan dengan pakaian mahal yang mereka kenakan, berjalan dengan tatapan sinis sambil membusungkan dada,cuek dengan lingkungan sekitar, dan tidak ingin berinteraksi dengan orang lain karena mereka merasa memiliki segalanya.  
Sikap sombong dan serakah yang dimiliki manusia dapat membuat alam semesta menjadi hancur. Alam yang tadinya hijau, sejuk, nyaman, indah, untuk dihuni oleh manusia dan makhluk ciptaan lainnya, kini hanya menyisakan kenangan semata karena alam yang tadinya hijau, hutan yang tadinya lebat, banyak perpohonan kini sudah sudah hangus terbakar akibat ulah manusia yang tidak pernah puas. Kesombongan dan keserakahan manusia menjadi penyebab rusaknya alam semesta yang indah ini.
            Fragmen kedua  mengambarkan keadaan alam yang seolah-olah marah, sakit hati , tidak terima dan ingin membalas semua perbuatan manusia yang telah merusak alam semesta. Dalam fragmen kedua ini mengambarkan  kehidupan manusia yang  sedang sengsara, menderita, kelaparan, dan kesakitan, akibat ulahnya sendiri yang telah merusak alam. Keadaan manusia yang sedang sengsara tergamabar jelas dari  pakaiyannya yang kumal, terkoyak-koyak,tatapan yang kosong, jerit kesakitan, air mata yang terus mengalir, ratapan kesengsaraan dan menderita kelaparan. Alam yang tadinya memberikan semua yang diperlukan manusia kini seakan-akan tidak lagi menjadi sahabat manusia. Manusia menerima balasan atas perbuatannya sendiri karena sikap serakah yang menyebabkan alam semesta menjadi rusak.Meskipun demikian manusia tetap masih mempunyai harapan agar alam yang tadinya rusak dapat dipulihkan kembali.
              Dari fragmen ini, mengajak kita untuk menghargai, mencintai, mensyukuri, dan memelihara alam semesta yang telah diciptakan untuk kita umat manusia agar dapat bertahan hidup.  Alam yang  sejuk, nyaman, hijau dengan segala isinya  harus terus kita jaga dan pelihara dengan baik jangan sampai kesombongan dan keserakahan kita merusak alam semesta. Bila sebagian alam telah rusak kita mempunyai tanggungjawab bersama untuk memulihkan misalnya melakukan aksi penanaman pohon untuk menghijaukan kembali alam ini. Mungkin bukan kita yang menikmati dari apa yang dilakukan sekarang tetapi kalau tidak pernah memulai alam yang rusak  tidak akan terpulihkan.

Oleh Fransiska Susi Susanti
Mahasiswi Pendidikan sejarah Sanata Dharma
Share:

Selasa, 03 Mei 2016

Hari-Hari Besar Nasional di Indonesia

Hari-hari Besar Nasional Indonesia – Selain hari-hari besar Nasional/Internasional dan hari-hari besar keagamaan yang ditetapkan sebagai hari libur Nasional, sebenarnya masih terdapat banyak sekali hari-hari penting yang ditetapkan sebagai hari-hari besar nasional namun tidak ditetapkan sebagai hari libur Nasional. Hari-hari penting tersebut pada umumnya ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden, seperti contohnya Hari Guru Nasional yang ditetapkan oleh Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 dan Hari Pers Nasional yang ditetapkan oleh Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1985. Meskipun tidak merupakan hari libur nasional, Hari-hari besar tersebut penting untuk dikenang dan diperingati sebagai hari yang bersejarah dan juga untuk mengetahui makna-makna dibalik peringatan hari-hari besar nasional tersebut.

Daftar Hari-hari Besar Nasional Indonesia

Berikut ini adalah daftar Hari-hari Besar Nasional di Indonesia serta beberapa hari-hari penting Internasional yang juga diperingati sebagai hari besar di Indonesia.

Bulan Januari

  • 01 Januari : Hari Tahun Baru Masehi (Internasional)
  • 03 Januari : Hari Departemen Agama
  • 05 Januari : Hari Korps Wanita Angkatan Laut (KOWAL)
  • 10 Januari : Hari Gerakan Satu Juta Pohon (Internasional)
  • 10 Januari : Hari Tritura
  • 15 Januari : Hari Darma Samudra
  • 25 Januari : Hari Gizi Dan Makanan
  • 25 Januari : Hari Kusta (Internasional)

Bulan Februari

  • 02 Februari : Hari Lahan Basah Sedunia (Internasional)
  • 04 Februari : Hari Kanker Dunia (Internasional)
  • 05 Februari : Hari Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi (Zeven ProvinciĆ«n)
  • 09 Februari : Hari Pers Nasional (HPN)
  • 09 Februari : Hari Kavaleri
  • 14 Februari : Hari Peringatan Pemberontakan Pembela Tanah Air (PETA)
  • 22 Februari : Hari Istiqlal
  • 28 Februari : Hari Gizi Nasional Indonesia

Bulan Maret

  • 01 Maret : Hari Peringatan Peristiwa Serangan Umum di Yogyakarta
  • 01 Maret : Hari Kehakiman Nasional
  • 06 Maret : Hari KOSTRAD (Komando Strategis Angkatan Darat)
  • 08 Maret : Hari Perempuan (Internasional)
  • 09 Maret : Hari Musik Nasional
  • 10 Maret : Hari Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI)
  • 11 Maret : Hari Surat Perintah 11 Maret (Supersemar)
  • 15 Maret : Hari Hak Konsumen Sedunia (Internasional)
  • 17 Maret : Hari Perawat Nasional
  • 18 Maret : Hari Arsitektur Indonesia
  • 20 Maret : Hari Dongeng Sedunia (Internasional)
  • 21 Maret : Hari Puisi Sedunia (Internasional)
  • 21 Maret : Hari Down Syndrome (Internasional)
  • 21 Maret : Hari Hutan Sedunia (Internasional)
  • 22 Maret : Hari Air Sedunia (Internasional)
  • 23 Maret : Hari Meteorologi Sedunia (Internasional)
  • 24 Maret : Hari Peringatan Bandung Lautan Api
  • 24 Maret : Hari Tuberkulosis Sedunia (Internasional)
  • 30 Maret : Hari Film Indonesia

Bulan April

  • 01 April : Hari Bank Dunia (Internasional)
  • 02 April : Hari Peduli Autisme Sedunia (Internasional)
  • 02 April : Hari Buku Anak Sedunia (Internasional)
  • 06 April : Hari Nelayan Indonesia
  • 07 April : Hari Kesehatan (Internasional)
  • 09 April : Hari TNI Angkatan Udara (TNI AU)
  • 16 April : Hari KOPASSUS (Komando Pasukan Khusus)
  • 17 April : Hari Hemophilia Sedunia (Internasional)
  • 18 April : Hari Peringatan Konferensi Asia-Afrika (KAA)
  • 19 April : Hari Pertahanan Sipil (HANSIP)
  • 20 April : Hari Konsumen Nasional
  • 21 April : Hari Kartini
  • 22 April : Hari Bumi (Internasional)
  • 23 April : Hari Buku Sedunia (Internasional)
  • 24 April : Hari Angkutan Nasional
  • 24 April : Hari Solidaritas Asia-Afrika
  • 25 April : Hari Malaria Sedunia (Internasional)
  • 26 April : Hari Kekayaan Intelektual Sedunia (Internasional)
  • 27 April : Hari Pemasyarakatan Indonesia
  • 28 April : Hari Puisi Nasional
  • 28 April : Hari Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Internasional)
  • 29 April : Hari Tari (Internasional)

Bulan Mei

  • 01 Mei : Hari Buruh Sedunia (Internasional)
  • 01 Mei : Hari Peringatan Pembebasan Irian Barat
  • 02 Mei : Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)
  • 05 Mei : Hari Lembaga Sosial Desa (LSD)
  • 05 Mei : Hari Bidan (Internasional)
  • 17 Mei : Hari Buku Nasional
  • 20 Mei : Hari Kebangkitan Nasional
  • 21 Mei : Hari Peringatan Reformasi
  • 29 Mei : Hari Keluarga
  • 31 Mei : Hari Tanpa Tembakau Sedunia (Internasional)

Bulan Juni

  • 01 Juni : Hari Lahir Pancasila
  • 01 Juni : Hari Anak-anak Sedunia (Internasional)
  • 03 Juni : Hari Pasar Modal Indonesia
  • 05 Juni : Hari Lingkungan Hidup Sedunia (Internasional)
  • 08 Juni : Hari Laut Sedunia
  • 21 Juni : Hari Krida Pertanian
  • 24 Juni : Hari Bidan Nasional
  • 26 Juni : Hari Anti Narkoba Sedunia (Internasional)
  • 29 Juni : Hari Keluarga Berencana (KB)

Bulan Juli

  • 01 Juli : Hari Bhayangkara
  • 05 Juli : Hari Bank Indonesia
  • 09 Juli : Hari Satelit Palapa
  • 12 Juli : Hari Koperasi Indonesia
  • 17 Juli : Hari Keadilan (Internasional)
  • 22 Juli : Hari Kejaksaan
  • 23 Juli : Hari Anak Nasional
  • 29 Juli : Hari Bhakti TNI Angkatan Udara

Bulan Agustus

  • 01 Agustus : Hari ASI Sedunia (Internasional)
  • 05 Agustus : Hari Dharma Wanita Nasional
  • 08 Agustus : Hari Ulang Tahun ASEAN
  • 09 Agustus : Hari Masyarakat Adat (Internasional)
  • 10 Agustus : Hari Veteran Nasional
  • 10 Agustus : Hari Kebangkitan Teknologi Nasional
  • 12 Agustus : Hari Remaja (Internasional)
  • 14 Agustus : Hari Pramuka (Praja Muda Karana)
  • 17 Agustus : Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
  • 18 Agustus : Hari Konstitusi Republik Indonesia
  • 19 Agustus : Hari Departemen Luar Negeri Indonesia
  • 21 Agustus : Hari Maritim Nasional

Bulan September

  • 01 September : Hari Jantung Dunia (Internasional)
  • 01 September : Hari Polisi Wanita (POLWAN)
  • 03 September : Hari Palang Merah Indonesia (PMI)
  • 04 September : Hari Pelanggan Nasional
  • 08 September : Hari Aksara (Internasional)
  • 08 September : Hari Pamong Praja
  • 09 September : Hari Olah Raga Nasional
  • 11 September : Hari Radio Republik Indonesia (RRI)
  • 14 September : Hari Kunjung Perpustakaan
  • 15 September : Hari Demokrasi (Internasional)
  • 16 September : Hari Ozon (Internasional)
  • 17 September : Hari Perhubungan Nasional
  • 17 September : Hari Palang Merah Nasional
  • 21 September : Hari Perdamaian Dunia (Internasional)
  • 24 September : Hari Tani Nasional
  • 26 September : Hari Statistik
  • 27 September : Hari Pos Telekomunikasi Telegraf (PTT)
  • 28 September : Hari Kereta Api
  • 28 September : Hari Jantung Sedunia (Internasional)
  • 29 September : Hari Sarjana Nasional
  • 30 September : Hari Peringatan Pemberontakan G30S/PKI

Bulan Oktober

  • 01 Oktober : Hari Kesaktian Pancasila
  • 01 Oktober : Hari Vegetarian Sedunia  (Internasional)
  • 01 Oktober : Hari Lanjut Usia (Internasional)
  • 02 Oktober : Hari Batik Nasional dan Hari Batik Dunia
  • 05 Oktober : Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI)
  • 05 Oktober : Hari Guru Sedunia (Internasional)
  • 10 Oktober : Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (Internasional)
  • 14 Oktober : Hari Penglihatan Dunia (Internasional)
  • 15 Oktober : Hari Hak Asasi Binatang (Internasional)
  • 16 Oktober : Hari Pangan Sedunia (Internasional)
  • 16 Oktober : Hari Parlemen Indonesia
  • 20 Oktober : Hari Osteoporosis Sedunia (Internasional)
  • 24 Oktober : Hari Dokter Indonesia
  • 24 Oktober : Hari Perserikatan Bangsa-bangsa (Internasional)
  • 27 Oktober : Hari Penerbangan Nasional
  • 27 Oktober : Hari Listrik Nasional
  • 28 Oktober : Hari Sumpah Pemuda
  • 30 Oktober : Hari Keuangan

Bulan November

  • 05 November : Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional
  • 10 November : Hari Ganefo
  • 10 November : Hari Pahlawan
  • 11 November : Hari Bangunan Indonesia
  • 12 November : Hari Kesehatan Nasional
  • 12 November : Hari Ayah Nasional
  • 14 November : Hari Brigade Mobil (BRIMOB)
  • 14 November : Hari Diabetes Sedunia (Internasional)
  • 20 November : Hari Anak (Internasional)
  • 21 November : Hari Pohon (Internasional)
  • 21 November : Hari Televisi Sedunia (Internasional)
  • 22 November : Hari Perhubungan Darat Nasional
  • 25 November : Hari Guru (PGRI)
  • 28 November : Hari Menanam Pohon Indonesia
  • 29 November : Hari KORPRI (Korps Pegawai RI)

Bulan Desember

  • 01 Desember : Hari Artileri
  • 01 Desember : Hari AIDS Sedunia (Internasional)
  • 03 Desember : Hari Penyandang Cacat (Internasional)
  • 07 Desember :  Hari Penerbangan Sipil (Internasional)
  • 09 Desember : Hari Armada Republik Indonesia
  • 09 Desember : Hari Anti Korupsi Sedunia
  • 10 Desember : Hari Hak Asasi Manusia
  • 12 Desember : Hari Transmigrasi
  • 13 Desember : Hari Nusantara
  • 15 Desember : Hari Juang Kartika TNI-AD (Hari Infanteri)
  • 19 Desember : Hari Bela Negara
  • 20 Desember : Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional
  • 22 Desember : Hari Ibu Nasional
  • 22 Desember : Hari Sosial
  • 25 Desember : Hari Natal

Hari-hari Besar Keagamaan

Selain Hari-hari besar diatas, terdapat hari-hari Besar Keagamaan yang tidak tercantum pada daftar diatas karena setiap tahun diperingati dengan tanggal yang berubah-ubah.
  • Maulid Nabi Muhammad SAW (Islam)
  • Tahun Baru Imlek (kalender Tionghoa)
  • Nyepi (Hindu)
  • Jumat Agung (Kristen)
  • Paskah (Kristen) — selalu bertepatan dengan hari Minggu
  • Kenaikan Yesus Kristus (Kristen)
  • Waisak (Buddha)
  • Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW (Islam)
  • Idul Fitri (Islam)
  • Idul Adha (Islam)
  • Tahun Baru Hijriyah (Islam)

    Sumber : Baca disini
Share:

Senin, 02 Mei 2016

Sejarah Hari Pendidikan Nasional yang Diperingati Setiap 2 Mei

Jika kita memasuki bulan Mei, kita pasti akan langsung teringat pada tanggal 2 Mei yang merupakan peringatan hari pendidikan Nasional (Hardiknas). Selain itu, kita pasti juga akan langsung teringat dengan sosok pahlawan pendidikan , Ki Hajar Dewantara. Pasalnya, peringatan hari pendidikan nasional ini bertepatan dengan hari lahir Ki Hajar Dewantara yakni tangaal 2 Mei. Mari kita simak sejarah singkat hari pendidikan nasional yang kami himpun dari berbagai sumber.

Ki Hajar Dewantara merupakan orang yang sangat berjasa dalam dunia pendidikan Indonesia. Beliau lahir pada 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat yang berasal dari keluarga di lingkungan kraton Yogyakarta. Semasa kecil, beliau pernah menamatkan sekolah di Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) namun karena sakit, akhirnya beliau tidak menamatkannya.
Selanjutnya, Ki Hajar Dewantara menjadi wartawan di beberapa surat kabar seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia,  Kaoem Moeda,  Tjahaja Timoer dan  Poesara. Lewat tulisannya, beliau melakukan kritik mengenai pendidikan di Indonesia yang hanya boleh dinikmati oleh keturunan Belanda dan orang kaya saja. Hingga akhirnya beliau diasingkan ke Belanda.
Sekembali dari Belanda, Ki Hajar Dewantara mendirikan lembaga pendidikan Taman Siswa. Filosofinya yang sangat terkenal dan menempel erat pada dunia pendidikan yakni “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani” yang artinya “Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan”.
Setelah Indonesia merdeka, Ki hajar Dewantara diangkat menjadi menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Pengajaran Indonesia dalam  kabinet pertama Republik Indonesia. Ia juga mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1957. Namun Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa ini, tepatnya pada tanggal 28 April 1959 Beliau wafat di Yogyakarta.
Atas perjuangan Ki hajar Dewantara ini, beliau mendapat julukan bapak pendidikan Indonesia. Selanjutnya, setiap tanggal 2 Mei yang merupakan hari lahir Ki Hajar Dewantara diperingati sebagai hari pendidikan nasional. Hal ini tertulis dalam Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959 tertanggal 28 November 1959. Itulah sejarah singkat hari pendidikan nasional di Indonesia.

Sumber : Baca Berkaitan

Share:

Rabu, 20 Januari 2016

Eksplorasi Candi Kecil di Yogyakarta


            Tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang kaya akan situs-situs bersejarah membuat saya penasaran untuk mengunjunginya. Keadaan ini didukung, karena saat ini saya kuliah di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Sejarah sehingga membuat saya berambisi untuk mengeksplorasi candi-candi kecil yang jarang diketahui oleh masyarakat luas dan mencoba menerapkan ilmu-ilmu yang sudah didapatkan di dalam perkuliahan.
Candi Gebang, Sleman Yogyakarta
            Seperti biasanya kebanyakan masyarakat baik dari dalam maupun luar Daerah Yogyakarta jika mengunjungi candi hanya seputar Candi Prambanan, Candi Sewu dan Candi Borobudur. Sebetulnya, di daerah ini masih banyak menyimpan situs percandian yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi seperti Candi Gebang, Candi Abang, Candi Ijo dan Candi Barong yang sudah saya kunjungi. Walaupun candi tersebut kecil, saya senang untuk mengetahui lebih banyak tentang candi itu ditambah biaya retribusi atau tiket masuknya yang murah hanya Rp. 2000 bagi orang dewasa dan Rp. 1000 untuk anak-anak, bahkan ada beberapa situs sejarah seperti Candi Abang, Candi Ijo dan Candi Barong yang tiket masuknya gratis. Kondisi seperti ini sangat tidak memberatkan untuk pengujung yang ingin datang ke situs tersebut.
            Mungkin bagi mahasiswa seperti saya yang suka mengeksplorasi situs-situs bersejarah khususnya candi, dapat membantu saya untuk mengembangkan teori-teori yang sudah saya pelajari selama ini. Selain itu, saya juga bisa mengerti sejarah kapan berdirinya candi-candi tersebut dan siapa yang mendirikan, serta tidak hanya mengetahui candi-candi besar yang sudah cukup terkenal di kalangan masyarakat luas tetapi mencoba juga mengeksplorasi candi-candi kecil yang memiliki nilai-nilai sejarah yang tinggi.
            Kesempatan seperti inilah yang saya tunggu-tunggu, karena untuk melakukan sebuah penjelajahan atau eksplorasi sebuah tempat tertentu sangatlah susah bagi mahasiswa untuk mencari waktu yang pas. Hal ini dikarenakan waktu kuliah yang sangat padat dan tidak bisa santai-santai ataupun melakukan sebuah mengeksplorasi. Saat liburan semester seperti inilah, saya sangat memanfaatkan untuk berkunjung ke situs candi-candi yang kecil di daerah domisili saya berada. Jadi, tidak hanya liburan semata, tetapi sekaligus dapat belajar secara langsung di lapangan dan tentunya dapat menambah pengalaman baru bagi saya.
            Lewat mengeksplorasi candi, kita sebagai Warga Negara Indonesia dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dengan menghargai kekayaan sejarah yang ada di negara kita. Selain itu, kita juga dapat mempromosikan atau mengenalkan tempat-tempat bersejarah kepada khalayak ramai agar seluruh warga Indonesia mengetahui tempat-tempat menarik yang ada disekitar mereka tanpa merogoh kocek yang dalam.

            Bagi seorang mahasiswa Pendidikan Sejarah seperti saya, dapat mengeksplorasi sebuah situs percandian yang jarang dikunjungi oleh masyarakat luas merupakan sebuah kebanggaan. Hal itu dikarenakan tidak semua orang mengetahui situs bersejarah yang pernah saya kunjungi. Untuk itu saya ingin mencoba memberitahu dan mengajak masyarakat untuk berkunjung ke situs bersejarah ini.
Share:

Pengunjung Blog